Sementara bersama tim nasional melawan klub asal Brasil Sao Paolo adalah kebanggaannya.
Pada tahun 1974 ia menjadi penerima trofi dari Ketua Umum Ali Sadikin setelah mengalahkan Korea Selatan
Pada tahun 1979 Almarhum terpilih sebagai pemain PSSI Utama dan menang atas klub Espnayol, 1-0 pada 17 Juni 1979 di Stadion Utama Senayan bersama rekan setim, Endang Tirtana, Yusup Malle, Simson Rumapasal, Berti Tutuarima, Ishak Liza, Sofyan Hadi, Hadi Ismanto Iswadi Idris,Taufik Saleh,Dede Sulaeman
Lalu Pada tahun yang sama selain memperkuat Timnas Asian Cup Bangkok, almarhum juga memperkuat PSSI Pra Piala Asia 1979 ketika menghadapi Korea Utara bersama -sama Yafet Sibi, Marsely Tambayong, Sofyan Hadi, Purwono, Purwanto, Timo Kapisa, Hengki Rumere, Andi Lala
Di bidang kepelatihan, karir terbaiknya adalah mempersembahkan Trofi Juara Piala Bogasari untuk Persib U-18 pada tahun 2003 dan pernah membawa Persib Junior ke Suwon.
Karena sepakbola sebagai jalan hidupnya tak salah jika almarhum kerap berfalsafah bahwa :
“Sepakbola Itu Tidak Sekolahannya,”
Sedangkan pepatah kepada setiap calon pemain adalah :
“Jika ingin membahagiakan kedua orang tua jangan berhenti untuk berlatih, jika kau jadikan sepakbola karena main-main lebih baik belajar di sekolah dengan baik,” ***