Membahas Strategi Pertahanan Catenaccio, Strategi Bertahan yang Beda dari Parkir Bus

- 28 Februari 2024, 19:31 WIB
Karl Rappan, manajer sepak bola asal Austria pencipta strategi bertahan Catenaccio
Karl Rappan, manajer sepak bola asal Austria pencipta strategi bertahan Catenaccio /

GARUDA SPORT - Dalam sepakbola, Italia merupakan negara penghasil pemain bertahan yang hebat dan punya pertahanan yang kokoh. Bahkan, sepakbola Italia punya strategi bertahan yang digunakan oleh banyak manajer sepakbola, yaitu Catenaccio. Strategi ini sangat berbeda dengan strategi bertahan parkir bus ala Jose Mourinho. 

Secara harfiah, catenaccio berasal dari bahasa Italia yang berarti palang pintu atau kunci. Itu artinya, tujuan dari strategi bertahan tersebut adalah pertahanan yang terorganisir dan efektif agar penyerang lawan kesulitan mencetak gol. Cara bertahannya adalah dengan menjaga individu pemain atau man-marking yang ditambah dengan posisi libero atau sweeper yang posisinya di depan penjaga gawang. 

Meski begitu, strategi bertahan ini bukan berasal dari Italia. Strategi ini diperkenalkan oleh manajer asal Austria, Karl Rappan, yang melatih timnas Swiss di 1930 hingga 1940-an. Strategi ini makin dikenal setelah digunakan oleh Helenio Herrera, pelatih Inter Milan di era 1960-an.

Dalam penerapan strategi Catenaccio, peran dari seorang libero atau sweeper sangat penting. Libero berperan sebagai peran pendukung untuk bek. Selain bermain bertahan mendampingi penjaga gawang, libero bisa melakukan sapuan, menekan penyerang lawan, hingga membantu penyerangan tim. 

Pada awalnya, peran ini dilakukan oleh pemain yang berposisi sebagai half-back, posisi yang hampir mendekati seperti gelandang bertahan. Seiring berjalannya waktu, peran libero bisa dimainkan oleh 1 pemain yang berposisi sebagai bek tengah. Pemain ini yang akan menyapu bola, terlibat dalam membangun serangan dsri belakang. 

Ada beberapa perbedaan antara catenaccio dan parkir bus yang dipopulerkan Jose Mourinho. Peran libero tidak hanya bertahan, namun juga ikut terlibat dalam penyerangan tim. Sedangkan parkir bus ala Jose Mourinho murni hanya untuk bertahan dari gempuran tim yang menyerang. 

Dengan begitu, libero dalam strategi catenaccio bisa diandalkan untuk mengalirkan bola saat serangan balik. Sedangkan parkir bus lebih mirip dengan strategi bertahan atau bertahan secara penuh. Kalaupun tim dengan strategi parkir bus bisa membobol gawang lawan, prosesnya terjadi secara random

Karena strategi parkir bus cenderung lebih bertahan, lini serang lawan sulit menembusnya karena semakin mendekat area pertahanan, semakin sempit ruangnya. Strategi catenaccio masih ada ruang kosong yang bisa dimanfaatkan, terutama untuk membangun serangan.

Dari ketiga perbedaan itu, catenaccio tidak bisa disamakan dengan strategi bertahan parkir bus ala Jose Mourinho. Kini, strategi catenaccio telah mengalami evolusi seiring berkembangnya sepak bola modern. Hal itu dibuktikan dengan posisi libero yang telah tiada di formasi sepak bola saat ini. ***

Editor: Arief Farizham

Sumber: Twitter Garis Tengah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x