Network
GARUDA SPORT - Di pemberitaan sebelumnya, pihak Stadion Utama Gelora Bung Karno sedang melakukan revitalisasi rumput stadion pasca pergelaran laga putaran kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Hal yang mengejutkan terjadi saat dokumentasi dari pihak Gelora Bung Karno (GBK). Pihak GBK memfoto sejumlah kegiatan revitalisasi rumput yang bisa anda lihat di akun Instagram @love_gbk. Terlihat beberapa gundukan rumput seperti dicabut dengan sekop atau cangkul.
Hal itu membuat pengamat sepak bola, Justinus Lhaksana alias Coach Justin, membuat cuitan di X. Menurutnya, stadion sepak bola modern tidak menggunakan metode rumput ditanam layaknya petani menanam di sawah atau kebun. Stadion sepak bola modern harusnya pakai rumput roll yang tinggal digelar jika ada laga sepak bola.
Perihal ini, pihak GBK harusnya belajar dari negara Barat di Eropa yang maju secara sepak bola. Alih-alih menggunakan rumput tanam, mereka menggunakan rumput roll. Hal itu telah ditetapkan oleh Allianz Arena, stadion kebanggaan tim Bayern Munich dan timnas Jerman.
Kala itu, pihak Allianz Arena melakukan dokumentasi revitalisasi rumput stadion pada 2016 karena rumput stadion yang terserang jamur. Untuk pemasangannya, Allianz Arena hanya butuh 2 hari, yaitu Rabu dan Kamis. Pada Jumat, pihak stadion melakukan pengukuran lapangan dan pemberian tanda.
Hal yang lumrah bagi stadion di Eropa yang menggulung rumput dan memasangnya kembali. Jika ada konser atau kegiatan lain diluar olahraga, pengelola stadion bisa saja menggulung rumput demi menjaga kualitas rumput.
Semakin bertambahnya tahun dan berkembangnya modernisasi, beberapa stadion di Eropa tidak perlu menggulung rumput. Salah satu contohnya adalah Santiago Bernabeu, stadion kebanggaan Real Madrid. Pihak stadion punya layer yang bisa diganti sesuai dengan keperluan stadion. ***
