Network
GARUDA SPORT - Pihak pengelola Stadion Utama Gelora Bung Karno sedang melakukan revitalisasi rumput stadion pasca pergelaran Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Revitalisasi rumput stadion itu dilakukan pasca banyaknya kritik dari pecinta dan fans timnas Indonesia yang mengkritik kualitas rumput stadion yang buruk.
Salah satu bukti bahwa rumput Stadion Utama Gelora Bung Karno buruk adalah saat Thom Haye yang melakukan selebrasi knee slide pasca cetak gol pertama di lava melawan Filipina. Alih-alih melakukan selebrasi yang mulus, bagian antara paha dan betis alami luka ringan.
Yang menjadi perhatian netizen Indonesia dan beberapa pihak lainnya adalah rumput Stadion Utama Gelora Bung Karno yang merupakan rumput tanam, bukan rumput roll. Hal itu membuat salah satu pundit sepak bola, Coach Justin, mwmbuat cuitan di X.
"Stadion modern itu pakai rumput roll yang tinggal digelar, bukan ditanam seperti di sawah. Bukankah manajemen GBK pernah studi banding ke luar negeri? Hadeh," bunyi cuitan akun X milik Coach Justin.
Banyak netizen dan fans timnas Indonesia yang setuju dengan cuitan akun X Coach Justin. Pasalnya, stadion modern saat ini banyak yang meninggalkan metode penanaman rumput.
"Ini juga kalau lawan Irak dan Filipina dengan menggunakan rumput roll seperti stadion di Eropa, bakal cepat pulihnya dan tidak bolong kalau digunakan konser," ujar akun Instagram @khereen12.
"Pantas aja hasilnya jelek lapangan stadionnya," komentar akun Instagram @luki_hardian mengenai lapangan Gelora Bung Karno yang jelek.
Pihak GBK perlu melakukan modernisasi pada rumput lapangan jika merujuk pada kondisi lapangan yang kurang bagus sebelum laga melawan Irak dan Filipina di putaran kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Walau rumput roll mengeluarkan uang yang lebih, namun efektif jika stadion seperti Gelora Bung Karno yang digunakan untuk keperluan konser atau hal lain diluar olahraga. Bahkan, stadion top Eropa yang alami kualitas lapangan yang buruk atau lepas rumput lapangan. ***
