Tidak Hanya Nasrullo Kabirov dan Shen Yinhao, Wasit ini Juga Pernah Buat Keputusan Kontroversi. Siapa Saja?

- 1 Mei 2024, 09:50 WIB
Wasit Shen Yinhao./ foto instagram @aleaulia
Wasit Shen Yinhao./ foto instagram @aleaulia /

GARUDA SPORT - Timnas Indonesia U-23 mengalami kekalahan 0-2 atas Uzbekistan U-23 pada semifinal Piala Asia U-23 2024. Walau Uzbekistan U-23 unggul telak di laga itu, namun wasit yang memimpin laga, Shen Yinhao, membuat keputusan kontroversial. Shen Yinhao memberikan kartu merah kepada Rizky Ridho pada menit ke-85. 

Jika dilihat dari VAR, kaki Rizky Ridho tidak bisa menghindar setelah menyapu bola dari kejaran pemain Uzbekistan U-23. Kaki yang tinggi itu masuk diantara kedua kaki pemain Uzbekistan U-23 yang berujung terkena alat vitalnya. Keputusan yang diambil wasit asal China itu sangat standar ganda. 

Sebelumnya, Indonesia U-23 punya peluang tendangan bebas di babak pertama usai Witan Sulaiman dijatuhkan salah satu pemain melalui tekel. Setelah melihat VAR, Shen Yinhao malah tidak memberikan hukuman apapun kepada Uzbekistan U-23. 

Tidak hanya Shen Yinhao, Nasrullo Kabirov yang memimpin laga Indonesia U-23 melawan Qatar U-23 juga melakukan beberapa keputusan kontroversial. Bukan hanya satu, namun beberapa keputusannya membuat Indonesia U-23 kalah 2 gol tanpa balas atas Qatar. 

Selain kedua wasit itu, wasit berikut juga pernah menbuat keputusan kontroversial yang sangat merugikan tim. Hal itu berujung pada jalannya laga itu. Siapa saja? 

Yang pertama adalah Tom Henning Ovrebo. Wasit asal Norwegia itu pernah memimpin laga UEFA Champions League musim 2008/09 antara Chelsea melawan FC Barcelona. Kala itu, Michael Ballack melakukan tendangan voli di kotak pinalti FC Barcelona. 

Yang menjadi kontroversi adalah tendangan pemain asal Jerman itu mengenai siku dari Samuel Eto'o. Namun Tom tidak memberikan hukuman pinalti ke Chelsea berkat pelanggaran itu. Laga itu berkahir dengan lolosnya FC Barcelona ke final. 

Setelah peluit laga berakhir dibunyikan, beberapa pemain Chelsea mendekati Tom untuk memprotes keputusannya. Semusim setelahnya, Tom Henning Ovrebo tidak digunakan untuk memimpin laga di UEFA Champions League. 

Berikutnya ada Gamal Al-Ghandour, wasit asal Mesir. Kesalahan fatal yang dibuatnya adalah membatalkan 2 gol yang dicetak pemain Spanyol saat berlaga melawan Korea Selatan di perempatfinal Piala Dunia 2002. Akibatnya, Spanyol harus berlaga hingga adu pinalti yang berujung pada kekalahan Negeri Matador itu. 

Pasca laga itu, wakil presiden FIFA kala itu, Chung Mong-joon, memberikan hadiah mobil kepada Gamal. Hal itu membuatnya mendapat banyak tekanan. Mendapat banyak tekanan, wasit asal Mesir itu memilih pensiun pasca pergelaran Piala Dunia 2002. 

Selanjutnya adalah wasit yang pernah memimpin beberapa laga di Premier League, yaitu Anthony Taylor. Wasit yang botak itu pernah memberikan kartu merah kontroversi kepada Mateo Kovacic saat laga final FA Cup musim 2019/20.  Mateo Kovacic yang kala itu membela Chelsea melakukan pelanggaran di menit ke-73. 

Pasca laga itu, Anthony Taylor mendapat kritik dari banyak pecinta sepakbola Inggris karena keputusannya yang sangat tidak layak memimpin laga seperti final FA Cup. 

Selanjutnya ada Miurad Daami, wasit asal Tunisia. Namanya menjadi terkenal karena membatalkan gol pinalti Nigeria yang menjebol gawang Kamerun pada final Piala Afrika 2000.  Akibatnya, Nigeria gagal raih gelar setelah kalah 4-3 atas Kamerun di babak adu pinalti. 

Tak hanya di Piala Afrika 2000, namun juga di Piala Dunia 2002. Daari juga dipilih sebagai wasit untuk Piala Dunia 2002 dan kerap membuat beberapa keputusan kontroversi dalam beberapa laga yang dipimpinnya. 

Yang paling terkenal dan dikenang di Piala Dunia 2002 adalah wasit asal Ekuador, Byron Moreno. Kala itu, ia memimpin laga 16 besar antara Italia melawan Korea Selatan. Saat memimpin laga, Moreno membatalkan 2 gol yang sah pemain timnas Italia dan memberikan kartu merah kepada legenda AS Roma, Francesco Totti. 

Akibatnya, Italia harus kalah 1-2 atas Korea Selatan dalam laga yang dimainkan hingga perpanjangan waktu. Pasca laga, ia menjadi sorotan pecinta sepakbola seluruh dunia. Di 2011, ia ditangkap oleh pihak kepolisian karena menyelundupkan narkoba ke Amerika Serikat. 

Pasca laga itu juga, karier salah satu pemain Korea Selatan, Ahn Jung-hwan merosot dan terusir dari Serie-A pasca Piala Dunia 2002. Kala itu, Ahn Jung-hwan bermain untuk Reggina, tim asal Italia yang kala itu berlaga di Serie-A diawal 2000-an. ***

Editor: Arief Farizham

Sumber: Youtube Cerita Bola Toplist


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah