Pemain Elit, Prestasi Sulit. Apa Masalah yang Dialami Timnas Inggris?

- 30 Januari 2024, 15:44 WIB
Pemain Timnas Inggris.
Pemain Timnas Inggris. /Reuters/John Sibley

GARUDA SPORT - Di Euro 2020 lalu, timnas Inggris harus kalah adu pinalti dengan skor 3-2 atas Italia pada laga final yang dimainkan di Wembley Arena. Sebelumnya, Inggris bermain 1-1 atas Italia hingga perpanjangan waktu. Dengan kekalahan itu, wajar jika masyarakat Inggris malu, marah, dan sedih dengan hasil ini. 

Harus diakui, timnas Inggris telah tampil baik di Euro 2020 lalu. Bahkan, mereka layak mendapat apresiasi atas pencapaian itu. Salah satu pemain Real Madrid, yaitu Luka Modric memberikan pendapatnya atas gagalnya timnas Inggris dalam salah satu wawancara kepada media. 

Menurutnya, tidak ada masalah dengan timnas Inggris. Justru, media dan fans yang menjadi penghambat timnas Inggris untuk berprestasi di kancah internasional. Perkataan itu mengingatkan kita pada Edy Rahmayadi, mantan ketua umum PSSI, yang menyebut jika wartawannya baik, timnasnya juga baik. 

Alih-alih mendukung negaranya, beberapa masyarakat Inggris malah overproud dengan pemain timnas Inggris. Tak hanya overproud, ada beberapa hal lain yang membuat timnas Inggris kesulitan berprestasi. Apa saja yang dilakukannya? 

Yang pertama adalah media yang terlalu meremehkan lawan dari Inggris di Euro 2020. Memang, pencapaian timnas Italia di Piala Dunia akhir-akhir ini merosot. Namun Italia menjawab media Inggris dengan mengalahkan Inggris di Wembley Arena, markas timnas Inggris, di final Euro 2020. 

Padahal, Patrick Vieira dan Gary Neville pernah memprediksi Italia akan gugur di fase grup Euro 2020. Selain itu, media Inggris terlalu overproud dengan timnas Inggris dan pemainnya. Memang diperlukan pujian sebagai apresiasi terhadap timnad Inggris, namun bukan berarti memujinya secara berlebihan. 

Yang mengherankan adalah media Inggris yang suka membandingkan pemain timnas Inggris dengan legenda dunia. Salah satu perbandingan yang dibuat oleh media Inggris adalah Luke Shaw yang dibandingkan dengan Roberto Carlos. Kalvin Philips yang merupakan pemain Manchester City dibandingkan dengan Andrea Pirlo. 

Bagi kebanyakan pecinta sepak bola dan memahami dunia sepakbola, sangat konyol kedua pemain itu disamakan dengan legenda dunia. Kemampuan Luke Shaw belum pantas menandingi Roberto Carlos, apalagi Achraf Hakimi. Apalagi kemampuan Kalvin Philips yang tidak sebanding dengan Andrea Pirlo, apalagi masa puncak performa Paul Pogba atau Sandro Tonali. 

Fans timnas Inggris juga sering bersuka cita terlalu dini. Padahal, gelar juara Eropa dan Dunia pun belum diraih timnas Inggris. Salah satu contohnya adalah fans timnas Inggris yang suka menyuarakan jargon 'Football is Coming Home' dari fans timnas Inggris. 

Itu adalah petikan lirik lagu dari Three Lions yang dinyanyikan oleh komedian Inggris, David Baddiel dan Frank Skinner yang berkolaborasi dengan band asal Liverpool, Lightning Seeds. Lagu tersebut adalah lagu harapan agar timnas Inggris berprestasi. Namun nyatanya, lagu ini dilebih-lebihkan oleb fans, terutama saat timnas Inggris baru menang satu laga. 

Halaman:

Editor: Arief Farizham


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah