Gaji Yakob Sayuri 8 Miliar per Musim, Bukti Nyata Gaji Pemain Lokal Tidak Sesuai dengan Kualitas?

- 16 Juni 2024, 10:37 WIB
Screenshot cuitan akun X @BoNetijen mengenai gaji pemain lokal dengan pemain keturunan Indonesia.
Screenshot cuitan akun X @BoNetijen mengenai gaji pemain lokal dengan pemain keturunan Indonesia. /X @BoNetijen

GARUDA SPORT - Di pemberitaan sebelumnya, kami pernah membahas penolakan sejumlah pemain lokal dengan penambahan kuota pemain asing di Liga 1 musim depan. Mereka menilai jika menit bermain mereka terancam dengan banyaknya pemain asing yang perkuat timnnya. 

RekyBaca Juga: Penjaga Gawang Milik Persib Bandung, Reky Rahayu Jadi Bulan-bulanan Netizen di Instagram, Gara-gara Hal Ini

Kami memiliki bukti yang kuat untuk memperkuat perkataan netizen dan fans timnas Indonesia yang menyebut jika pemain lokal Indonesia gajinya tinggi, namun kualitas minim. Hal itu didasari oleh cuitan akun X dari @BoNetijen yang dibuat pada 15 Juni 2024 kemarin. 

"Gaji Yakob Sayuri mencapai 8 miliar Rupiah per musim dan harus ambil sepaket dengan saudaranya. Sementara, pemain seperti Ragnar Oratmangoen dan Nathan Tjoe-A-On gajinya dibawah 2 miliar Rupiah per musimnya. Bahkan, Ivar Jenner dan Rafael Struick gajinya dibawah 1 miliar Rupiah per musimmya," bunyi cuitan akun X @BoNetijen. 

Dengan pernyataan dari cuitan itu, banyak netizen di akun X yabg keheranan dengan dana finansial dari Malut United, tim promosi Liga 1 dari Maluku Utara. Bahkan beberapa netizen di akun X juga menyebut jika hal tersebut merusak pasar pemain sepak bola Indonesia. 

Mengenai hal itu, salah satu agen pemain sepak bola Indonesia, Daniel Karamoy, angkat bicara. Ia menyebut jika gaji pemain lokal tidak sebanding dengan kualitasnya.

"Menurut saya pribadi juga bahwa gaji pemain lokal banyak yang tidak rasional. Saya mau memberikan yang terbaik bagi pemain saya, tetapi saya tanamkan bahwa kualitas harus sebanding dengan kompensasi," buka Daniel Karamoy kepada salah satu media yang dikutip oleh akun Instagram @transfermarkt.co.id.

"Contohnya jika pemain tersebut belum layak mendapatkan gaji sebesar 100 juta Rupiah per bulan secara kualitas, kita harus jujur dan memberikan harga yang benar dan sejalan dengan kualitasnya," terangnya yang merupakan agen pemain sepak bola yang punya lisensi dari FIFA. 

Tidak mengherankan kualitas Liga 1 semakin menurun di kancah sepak bola Asia dari musim ke musim. Bahkan, perkataan Michael Essien yang menyebut jika pemain lokal Indonesia cepat puas memang benar adanya. Kala itu, pengamat sepak bola, Akmal Marhali, menyebutkan hal itu saat bertemu Michael Essien. 

Baca Juga: Pernah Bermain di Persib Bandung, Michael Essien Cerita Begini ke Akmal Marhali Soal Febri Hariyadi

Halaman:

Editor: Arief Farizham

Sumber: Instagram @suportergaruda.


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah