Serius Lo? Tanpa Pemain yang Bermain untuk Tim Top Eropa, Yunani Berhasil Juara Euro 2004

- 10 Desember 2023, 13:30 WIB
Para pemain Timnas Yunani. Serius Lo? Tanpa Pemain yang Bermain untuk Tim Top Eropa, Yunani Berhasil Juara Euro 2004
Para pemain Timnas Yunani. Serius Lo? Tanpa Pemain yang Bermain untuk Tim Top Eropa, Yunani Berhasil Juara Euro 2004 /Twitter/@poppsfootball1

GARUDA SPORT - Tak hanya di gelaran Euro 1992 yang menjadi kejutan setelah Denmark meraih gelar untuk pertama kalinya, tapi Yunani di tahun 2004 bisa melakukannya. Yang lebih spesialnya ada pada skuad pemain Yunani saat itu tidak ada pemainnya yang bermain di tim top Eropa kala itu.

Di Euro 2004, Portugal berhasil menang atas Spanyol dan Austria - Hungaria yang melakukan untuk mengajukan sebagai tuan rumah Euro 2004. Untuk informasi, Austria - Hungaria di sini adalah 2 negara yang mengajukan diri sebagai tuan rumah bersama layaknya Piala Dunia 2002 yang diadakan di Jepang - Korea Selatan.

Perjuangan Yunani untuk menjadi juara Euro 2004 dimulai dengan Kualifikasi Euro 2004,seperti negara-negara di benua Eropa lainnya. Saat itu, Yunani tergabung dalam grup 6 yang berisi Spanyol, Armenia, Ukraina, dan Irlandia Utara.

Baca Juga: Raphael Varane Dikabarkan Keluar dari MU pada Januari 2024, 3 Tim Ini Siap Boyong Varane, Termasuk Al Ittihad

Di akhir Kualifikasi Euro 2004, Yunani menjadi juara grup 6 dengan raihan 18 poin dari 8 laga. Raihan itu unggul 1 poin dari Spanyol yang punya 17 poin. Saat pengundian grup, Yunani ditempatkan di pot 4 bersama Bulgaria, Swiss, dan Latvia.

Setelah pengundian, Yunani berada di grup A bersama Portugal, Spanyol, dan Rusia. Secara kekuatan, Yunani tidak diunggulkan lolos dari fase grup. Itu karena tidak ada pemain timnas Yunani yang bermain untuk tim top Eropa.

Sebagai perbandingan, Portugal yang merupakan tuan rumah Euro 2004 diperkuat oleh Luis Figo, Simao Sabrosa, Maniche, Helder Postiga, Deco, hingga Cristiano Ronaldo yang saat itu masih berusia 19 tahun.

Spanyol yang juga satu grup dengan Yunani diperkuat oleh Carles Puyol, Raul Gonzalez, Fernando Torres, Xabi Alonso, Iker Casillas, hingga Xavi Hernandez. Dengan begitu, tampaknya mustahil Yunani lolos fase grup Euro 2004.

Baca Juga: Pertajam Lini Serang, Juventus Coba Rekrut Domenico Berardi dari Sassuolo dan Jadon Sancho dari MU

Meksi tanpa pemain bintang, Yunani tampil tanpa beban dan lepas dalam menghadapi lawannya. Dilatih oleh pelatih asal Jerman, Otto Rehagel, mereka mampu mengalahkan Portugal di hadapan masyarakat Portugal yang hadir di laga itu dengan skor 1-2. Di laga kedua, Yunani berhasil meraih hasil imbang melawan Spanyol dengan skor 1-1.

Namun di laga terakhir grup A, Yunani kalah dari Rusia dnwgan skor 2-1. Dengan hasil itu, Yunani lolos fase grup A mendampingi Portugal. Sebenarnya, raihan poin Spanyol dan Yunani sama-sama 4 poin. Hanya saja, jumlah gol yang dibuat Yunani lebih banyak dibanding Spanyol. Meski selisih gol sama-sama 0, Yunani membuat 4 gol, sedangkan Spanyol buat 2 gol.

Di perempat final, Yunani bertemu dengan Prancis, juara Euro 2000. Saat itu, Prancis diperkuat beberapa pemain yang membela tim top Eropa seperti Zinedine Zidane (Real Madrid), William Gallas dan Claude Makalele (Chelsea), Thierry Henry dan Robert Pires (Arsenal), dan beberapa pemain lainnya.

Baca Juga: Pertajam Lini Serang, Juventus Coba Rekrut Domenico Berardi dari Sassuolo dan Jadon Sancho dari MU

Dalam laga itu, Yunani berhasil membawa Prancis pulang ke negaranya dengan skor 1-0. Dengan kemenangan ini, pecinta sepak bola saat itu tidak lagi meremehkan Yunani. Sebelumnya, pecinta sepak bola banyak yang meremehkan Yunani karena pemainnya kurang terkenal dan tidak ada yang bermain untuk tim top Eropa.

Selanjutnya, Yunani bertemu dengan kuda hitam lainnya, yaitu Republik Ceko. Bedanya, Republik Ceko punya beberapa pemain yang bermain untuk tim top Eropa, macam Jan Koller dan Tomas Rosicky (Borussia Dortmund), Milan Baros (Liverpool), hingga Pavel Nedved (Juventus).

Hingga laga normal, laga tidak ada gol. Saat itu, laga dilanjutkan dengan perpanjangan waktu. Namun jika ada gol, laga selesai. Yunani berhasil mencetak gol, secara otomatis Negeri Para Dewa itu melaju ke final melawan tuan rumah, Portugal.

Dalam laga final, Portugal lebih diunggulkan. Media Portugal saat itu membuat berita yang berisikan tentang balas dendam ke Yunani yang sudah mengalahkan negaranya 1-2 di fase grup A. Nyatanya, Yunani tampil solid meski Portugal sudah menyerang beberapa kali dan dihadiri masyarakat Portugal yang ingin melihat negaranya juara di Euro 2004.

Baca Juga: Pertajam Lini Serang, Juventus Coba Rekrut Domenico Berardi dari Sassuolo dan Jadon Sancho dari MU

Alih-alih Portugal memecahkan kebuntuan, Dewi Fortuna yang berpihak ke Yunani berhasil mencetak satu-satunya gol di menit ke-57 melalui sundulan Angelos Charisteas. Gol itu bertahan hingga laga usai dan Yunani meraih gelar Euro untuk pertama kalinya.

Padahal, negara itu baru dua kali tampil di ajang Euro, termasuk Euro 2004. Pemain muda Portugal yang saat ini membela Al-Nassr, Cristiano Ronaldo, tampak sedih melihat negaranya harus kalah di hadapan masyarakat Portugal yang hadir di final. Selama di ajang Euro 2004, Yunani bermain pragmatis.

Maksudnya, Otto Rehagel mengarahkan paara pemain timnas Yunani untuk menumpuk pemainnya di daerah sendiri hingga lawan membuat kesalahan fatal. Ketika kesalahan fatal terjadi, pemain Yunani melakukan serangan balik cepat untuk benamkan perlawanan tim lawan.

Dengan Yunani yang meraih gelar Euro 2004, seakan memberi pesan jika nama besar dan terkenal tidak menjamin negaranya menjadi juara Euro.

Kini, Albania yang berada di grup neraka yang berisi Spanyol, Kroasia, dan Italia, bukan tidak mungkin bisa kalahkan ketiga negara itu. Ini juga dapat menjadi motivasi timnas Indonesia yang pada Piala Asia 2023 ini diremehkan oleh Irak dan Vietnam. ***

Editor: Handri

Sumber: Beberapa Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah