Berhasil Kalahkan Timnas Korea Selatan U-23, Begini Analisisnya

- 28 April 2024, 18:01 WIB
Momen Pratama Arhan tengah berebut bola dengan pemain timnas Korea Selatan U-23/website/pssi.org
Momen Pratama Arhan tengah berebut bola dengan pemain timnas Korea Selatan U-23/website/pssi.org /

GARUDA SPORT - Timnas Indonesia U-23 berhasil kalahkan Korea Selatan U-23 melalaui tendangan adu pinalti dengan skor 11-10 setelah bermain imbang 2-2 di perempatfinal Piala Asia U-23 2024. Langkah ini merupakan jalan bagi timnas Indonesia U-23 untuk berlaga di Olimpiade untuk kedua kalinya sepanjang sejarah setelah 1956. 

Dalam laga itu, Indonesia U-23 unggul dari peluang dan penguasa bola. Bahkan, Indonesia sempat unggul jumlah pemain kala salah satu pemain Korea Selatan U-23 melakukan pelanggaran yang keras kepada Justin Hubner. Dalam laga ini, semua gol Indonesia U-23 dicetak oleh Rafael Struick dan berhasil disamakan walau Korea Selatan U-23 bermain dengan 10 pemain. 

Indonesia U-23 (3-4-3): Ernando Ari; Justin Hubner; Rizky Ridho; Komang Teguh; Pratama Arhan; Nathan Tjoe-A-On; Ivar Jenner; Rio Fahmi; Marselino Ferdinan; Rafael Struick; Witan Sulaiman. 

Korea Selatan U-23 (3-4-2-1): Jong Beom-baek; Hyun Taek-cho; Lee Kang-hee; Byeon Jun-soo; Tae Seok-lee; Hong Si-hoo; Paik Sang-hoon; Kim Dong-jin; Eom Ji-sung; Hwang Jae-won; Kang Seong-jin. 

Dalam laga itu, Indonesia menggunakan formasi 3-4-3 dengan starter yang telah disebutkan diatas. Di sisi Korea Selatan, pelatih Hwang Sun-hong menggunakan formasi 3-4-2-1 yang merupakan dasar dari 3-4-3. Formasi ini merupakan formasi yang adaptif dan fleksibel, sesuai dengan lawan yang akan dihadapi. 

Dslam bertahan, timnas Indonesia U-23 maupun Korea Selatan U-23 punya kemiripan dalam bertahan, yaitu menggunakan formasi  5-4-1 medium block dengan pertahanan yang tidak agresif. Keduanya cenderung membiarkan permainan berkembang dari lini bertahan dan menutup ruang umpan ke depan. 

Namun, cara bertahan kedua tim memiliki perbedaan. Indonesia U-23 menerapkan man-to-man marking. Ini artinya, setiap gelandang atau penyerang Korea Selatan U-23 harus dijaga dan tidak boleh lepas. Untuk Korea Selatan U-23, mereka menerapkan zona marking. Dengan begitu, pemain Indonesia U-23 masih bisa memberikan umpan ke depan untuk menyerang karena masih ada sedikit celah yang diberikan. 

Selain itu, Indonesia U-23 juga menggunakan skema overload. Saat menyerang, formasi Indonesia U-23 berubah menjadi 3-2-5 dengan 3 penyerang yang menumpuk di tengah dan 2 berada di sisi sayap. Hal itu menjadi alasan Korea Selatan U-23 menggunakan formasi 3-4-3 dengan harapan bisa imbangi permainan menyerang Indonesia U-23. 

Saat serangan Indonesia U-23 dimulai dari sisi sayap, pemain Indonesia U-23 akan melakukan wide overload. Dalam hal ini, gelandang maupun bek sayap akan sedikit mendekat agar pemain yang menguasai bola punya pilihan untuk memberikan umpan. Selain untuk mengalahkan pemain lawan yang menjaga, tujuan overload ini agar meningkatkan koneksi untuk melakukan penyerangan. 

Strategi itu sangat amouh dengan terjadinya gol pertama untuk keunggulan Indonesia U-23. Saat Nathan Tjoe-A-On menguasai bola di sisi kiri penyerangan, 3 penyerang bergerak mendekat. Saat melewati 1 pemain Korea Selatan U-23, Nathan Tjoe-A-On memberikan umpan ke Witan yang diumpan ke Marselino. 

Halaman:

Editor: Arief Farizham

Sumber: Youtube Ruang Taktik


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x