Diawali Kedatangan Luis Milla, Disempurnakan STY. Inilah Revolusi Permainan Timnas Indonesia

- 26 April 2024, 16:22 WIB
Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae Yong saat memberikan keterangan pers.
Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae Yong saat memberikan keterangan pers. /pssi.org/

Program semacam itu telah diterapkan di beberapa negara dengan sepakbola yang jago karena program pelatnas jangka panjang yang tidak relevan dan kompetisi yang padat. Dengan begitu, metode ini membuat jadwal tidak berbenturan dengan tim. Bahkan Luis Milla memberi masukan kepada tim-tim yang ada di Indonesia. 

Saat melatih timnas senior maupun U-23, Luis Milla kerap menggunakan metode yang mendetail dan terperinci. Tujuannya agar dirinya bisa menilai pemain timnas seobjektif mungkin. Pemain timnas Indonesia kala itu terus digenjot hingga mereka bermain sesuai dengan keinginan pelatih asal Spanyol itu. 

Berkat dirinya yang pernah dilatih oleh Johan Cryuff hingga Claudio Ranieri saat menjadi pemain, Luis Milla mengkombinasikan penyerangan ala total football FC Barcelona dan pertahanan yang apik Real Madrid. Dengan begitu, permainan timnas Indonesia enak ditonton layaknya menonton laga tim top Eropa. 

Hal itu terlihat dalam ajang Asian Games 2018 yang dimana timnas Indonesia U-23 hanya kebobolan 5 gol dari 5 laga. Saat ditonton, permainan timnas Indonesia dibawah kepelatihan Luis Milla lebih cantik, atraktif, dan ada unsur hiburan. Kala itu, penguasaan bola jauh lebih baik dari sebelumnya. 

Selama berkarier di timnas Indonesia, baik melatih timas senior maupun U-23, Luis Milla berhasil meraih 13 laga menang dan 9 laga kalah dari 29 laga yang dimainkan. Bahkan Luis Milla hanya kalah 3 kali dari negara ASEAN. Walau begitu, timnas yang bermain bagus tidak menjamin bahwa meraih gelar. 

Sepanjang berkarier, tidak ada gelar apapun yang diraih timnas Indonesia. Selama melatih, pencapaian terbaiknya adalah medali perunggu SEA Games 2017 dan 16 besar Asian Games 2018. Setelah itu, hubungan pelatih asa Spanyol itu dengan PSSI merenggang. 

Renggangnya hubungan baik itu diawali dengan terungkapnya bahwa gaji Luis Milla belum dibayar selama 3 bulan. Hal itu diperkuat dengan Luis Milla yang aktif mengkritik PSSI jelang kontranya habis. Saat itu, dirinya berada di Spanyol karrna liburan dan mengambil kursus kepelatihan. 

Dengan begitu, kontrak Luis Milla Aspas tidak dilanjutkan dan posisinya digantikan oleh Bima Sakti. Walau pelatih lokal, ia bisa menerapkan pola permainan yang sudah dibangun oleh Luis Milla. Sempat ada isu Luis Milla akan kembali ke Indonesia, namun PSSI tidak kunjung memblikan tiket ke mantan pelatih timnas Spanyol U-21 itu. 

Singkat cerita, permainan timnas Indonesia kembali ke setelan pabrik. Walau strategi yang diterapkan tidak jauh dari yang diajarkan Luis Milla, namun permainannya kembali kacau. Buktinya, timnas Indonesia gagal di AFF Cup 2018 dan hanya sampai fase grup. 

Setelahnya, PSSI menunjuk Simon McMenemy, yang kala itu menjabat sebagai pelatih Bhayangkara FC dan pernah melatih timnas Filipina. Meski berhasil membawa Bhayangkara FC meraih prestasi, namun melatih tim sepakbola Indonesia dengan melatih timnas Indonesia berbeda rasanya. Ditangan pelatih asal Skotlandia itu, permainan Indonesia makin memburuk. 

Halaman:

Editor: Arief Farizham

Sumber: YouTube Starting Eleven Story


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah